MAKALAH SOSIOLOGI TENTANG DISINTEGRASI
Eksistensi Geng Pertemanan sebagai
Bentuk Disintegrasi yang Kurang Disadari Masyarakat
Nama
Kelompok :
Deradzra
Syifa A. (10)
Hesti
Eka P. (20)
Sekarayu
Ramadaningtyas S (30)
SMA N 1 XXX
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa berkat limpahan rahmat dan Hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan karya tulis ini yang berjudul “Eksistensi Geng Pertemanan sebagai Bentuk
Disintegrasi yang Kurang Disadari Masyarakat”
dengan baik sesuai apa yang kami harapkan.
Topik karya tulis yang dibahas adalah peranan fenomena
geng pertemanan sebagai bentuk upaya disintegrasi bangsa yang kurang disadari.
Karya ilmiah ini juga merupakan salah satu tugas Sosiologi pada tahun ajaran
2017/2018.
Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang memberikan dukungan dan bantuan secara
moral maupun material dalam proses penyusunan karya tulis ini.
Laporan
ini disusun untuk melengkapi tugas mata pelajaran Sosiologi. Selain itu, kami
berharap semoga laporan karya wisata ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan
menjadi referensi untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
Oleh
karena itu, kami mengharap segala kritik dan saran yang membangun dan dapat
menjadikan laporan ini jauh lebih baik lagi. Kami mohon maaf setulus-tulusnya
atas kesalahan maupun kekurangan dalam penyusunan laporan ini.
Magelang,1 Juni
2018
Penyusun
DAFTAR
ISI
Halaman Persembahan ...............................................................................................................
Kata Pengantar...........................................................................................................................
Daftar Isi.....................................................................................................................................
BAB. I. PENDAHULUAN..........................................................................................................
1.1
Latar Belakang
Masalah....................................................................................................
1.2
Tujuan
Penulisan..............................................................................................................
1.3
Rumusan
Masalah.............................................................................................................
1.4 Manfaat
Penelitian.............................................................................................................
BAB II LANDASAN
TEORI.....................................................................................................
2.1 Penemuan yang
Lalu..........................................................................................................
2.2 Teori yang
Mendasari........................................................................................................
2.3 Kerangka
Berpikir..............................................................................................................
2.4
Hipotesis............................................................................................................................
BAB III METODOLOGI
PENELITIAN
3.1
Pemililihan Subjek
Penelitian.....................................................................................
3.2
Desain dan Pendekatan
Penelitian.............................................................................
3.3
Pengumpulan
Data..................................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengertian geng
pertemanan...................................................................................
4.2 Alasan remaja cenderung membentuk geng
pertemanan............................................
4.3 Apa pengaruh geng bagi
kesatuan............................................................................
4.4 Bagaimana cara memaksimalkan fungsi geng
tanpa terjadi disintegrasi......................
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan..........................................................................................................
5.2
Saran....................................................................................................................
LAMPIRAN....................................................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Hakikat
manusia sebagai makhluk sosial mendorongnya untuk melakukan interaksi untuk memenuhi kebutuhan. Dalam interaksi,
manusia banyak bertemu dan berkomunikasi dengan banyak orang. Namun, hakikatnya
manusia tetap cenderung memiliki kelompok terdekat untuk saling berbagi dan
menyampaikan keluh kesahnya. Utamanya dalam hal ini adalah remaja. Di masa
penuh kelabilan emosi, remaja membutuhkan lingkaran kelompok yang mampu
mengontrol kelabilan tersebut. Oleh karena itu, geng pertemanan terbentuk.
Geng
merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang
memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang lain
dan berlangsung dalam situasi yang dialami. Geng bukanlah suatu hal baru. Dari zaman purba pun manusia
cenderung hidup berkelompok. Remaja seringkali membangun interaksi sesama teman
sebayanya secara khas dengan cara berkumpul untuk melakukan aktivits bersama
dengan embentuk semacam geng. Interaksi antar anggota dalam suatu kelompok geng
biasanya sangat intens serta memiliki kohesivitas dan solidaritas yang sangat
tinggi. Dalam karya ilmiah ini penulis berusaha menguraikan geng dari sudut
pandang sisi negatif. Karya ilmiah ini bukan semata-mata mengklaim geng
pertemanan sebagai suatu hal yang negatif. Tentulah dalam setiap hal terdapat
sisi negatif dan positif. Namun, dalam hal ini penulis mengkaji geng sebagai
suatu penyebab disintegrasi yang jarang disadari.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa itu geng pertemanan?
2. Apa pengaruh geng bagi kesatuan?
3. Mengapa remaja cenderung membentuk geng
pertemanan?
4. Bagaimana cara memaksimalkan fungsi geng
tanpa terjadi disintegrasi?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian geng.
2. Memahami pengaruh geng pada persatuan dan
kesatuan.
3. Mengetahui
factor-faktor remaja membentuk geng pertemanan.
4. Mengetahui cara memaksimalkan fungsi geng.
1.4. Manfaat Penelitian
1.
Sebagai referensi penyelenggaraan upaya integrasi.
2.
meningkatkan kesadaran tentang adanya disintrgrasi di lingkungan sekitar.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1.Penemuan
yang Lalu
Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh para ahli dan peneliti lain menunjukkan bahwa
saat ini memang marak pembentukan suatu kelompok kecil sebuah pertemanan.
Keberadaan geng baik laki-laki atau perempuan tidak bisa dielakkan dalam
kehidupan era globalisasi saat ini. Apalagi pada usia remaja atau pelajar,
mereka membutuhkan suatu komunitas yang sesuai atau cocok dengan gaya dan
pandangan hidup mereka, karena dalam komunitas atau geng itu mereka bisa
leluasa menyalurkan bakat, minat, potensi yang mereka miliki, bahkan segala
permasalahan hidup yang mereka alami di sharingkan kepada teman-teman satu
gengnya.
Proses terbentuknya geng bagi
mereka memiliki asal mula yang berbeda-beda, salah satunya yaitu karena ada
rasa cocok dan adanya kesamaan minat atau hobi, yang pasti pada masa-masa
pertumbuhan fisik dan psikologis serta proses pencarian jati diri di usia-usia
seorang remaja atau siswa itu sendiri. Sekali salah memilih seorang teman atau
geng berteman, maka masa depan mereka bisa rusak disebabkan oleh teman-teman
satu geng itu sendiri yang telah salah dalam memilih jalan hidup. Juga
sebaliknya, bila mereka mampu memilih dam memilah teman-teman yang berada dalam
geng yang baik, maka bisa di jamin masa depan mereka akan baik.
2.2.Teori
yang Mendasari
Kelompok
petemanan yang kerap terbentuk oleh pelajar di lingkungan sekolah lebih dikenal
dengan geng gengan. Istilah geng cenderung mengarah pada konotasi negatif,
seperti menurut Chaplin (2006: 204) Geng adalah unit sosial terdiri atas
individu-individu yang diikat oleh minat atau suatu kepentingan yang sama. Geng
dapat tersusun atas orang-orang dari sembarang usia, namun sangat umum terdapat
di kalangan anak-anak atau pelajar tetapi tidak selalu begitu, geng bersifat
antisosial dalam pandangan dan kegiatannya.
Seperti
contoh pendapat para ahli diatas mengenai pengertian geng, jadi dapat
disimpulkan geng adalah gerombolan individu-individu yang terbentuk oleh minat
atau suatu kepentinganan bersama setiap anggota.
Kesetiaan
terhadap klik, klub, organisasi, dan tim menghasilkan kontrol yang kuat atas
kehidupan banyak remaja (McLellan, Haynies, strouse, 1993)[6]. Klik dipandang
memainkan peran penting dalam usaha remaja untuk mempertahankan harga diri dan
perkembangan dari identitasnya (Coleman 1961; Erikson,1968). Tahap-tahap
hubungan kelompok teman sebaya pada masa remaja menurut Dunphy:[7]
1) Tahap pra-kerumunan; kelompok yang
terpisah, berjenis kelamin sama.
2) Awal kerumunan; kelompok dengan jenis
kelamin sama mulai melakukan interaksi dengan kelompok lain.
3) Kerumunan melewati proses transisi
struktural; kelompok yang berjenis kelamin sama membentuk kelompok dengan jenis
kelamin berbeda.
4) Kerumunan yang sudah terbentuk dengan
baik; kelompok dengan jenis kelamin yang berbeda mulai terhubungkan.
5) Awal perpecahan kerumunan; kelompok mulai
berhubungan antar kelompok.
2.3. Ringkasan dan Kerangka Berpikir
Berdasarkan teori
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa hubungan yang terlalu erat dengan teman
sebaya membawa pengaruh yang besar bagi terbentuknya sebuah geng pertemanan.
Sebuah geng pertemanan sendiri dapat membentuk berbagai kelompok orang yang
akan mementingkan kelompoknya tersendiri dan mengabaikan kelompok lain bahkan
bersikap apatis terhadap lingkungan sekitarnya.
2.4.Hipotetis
Dari
data yang kami peroleh,kami dapat membuat hipotesis
1. Bahwa
sebagian besar pelajar masih ikut dalam suatu kelompok atau geng pertemanan.
2. Bahwa
alasan pembentukan geng itu adalah salah satunya agar mempunyai teman.
3. Bahwa
pembentukan geng adalah spontanitas dan berdasar kesamaan.
4. Bahwa
dampak negatif geng adalah menuju disintegrasi atau perpecahan.
BAB
III
METODOLOGI
3.4 Pemililihan
Subjek Penelitian
Dalam suatu penelitian perlu menentukan
subjek dan objek penelitian,yang menjadi subjek penelitian adalah orang atau
responden sebagai sumber data,sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah
yang menjadi pusat perhatian peneliti. Subjek penelitian dapat diuraikan
sebagai berikut.
3.1.1. Populasi
Populasi
dalam penelitian ini adalah siswa siswi kelas XI
3.2.2. Sampel
Sampel
merupakan bagian dari populasi yang diambil dan dipergunakan untuk mewakili
populasi sebagai subjek penelitian. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 18
siswa-siswi kelas XI.
3.5 Desain
dan Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini kami menggunakan
pendekatan kualitatif. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk kata-kata
atau kalimat bukan dalam bentuk statistik.
3.6 Pengumpulan
Data
Cara memperoleh data dikenal sebagai
metode pengumpulan data. Dalam penelitian ini menggunakan metode pemetaan
sosial menggunakan pendekatan survei. Sementara itu,metode pengumpulan datanya
menggunakan kuesioner/angket.
BAB
IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengertian
Geng
Geng dalam Kamus
Inggris-Indonesia menurut John M. Echols dan Hassan Shadily, secara etimologis
Geng berasal dari bahasa inggris geng
yang berarti gerombolan atau kumpulan yang menguasai daerah tertentu
dalam lingkungan tempat tinggal (keberadaannya). Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia Geng adalah 1. Kelompok remaja
(yang terkenal karena kesamaan latar belakang sosial, sekolah, daerah, dsb) 2.
Gerombolan.[3]. Geng adalah sebuah komunitas anak muda sebagai tempat bertukar
pikiran atau tempat yang digunakan untuk melakukan misi tertentu.[4]
Menurut Chaplin (2006:
204) Geng adalah unit sosial terdiri atas individu-individu yang diikat oleh
minat atau suatu kepentingan yang sama. Geng dapat tersusun atas orang-orang
dari sembarang usia, namun sangat umum terdapat di kalangan anak-anak atau
pelajar tetapi tidak selalu begitu, geng bersifat antisosial dalam pandangan
dan kegiatannya.
Pengertian yang
lainnya, aturan dalam menyimpang sehingga anggotanya juga berperilaku
menyimpang juga. Menurut Mappiare (2006: 140) Geng dalam psikologi
perkembangan, menunjuk pada gerombolan yang terburuk, biasanya diantara para
remaja dan mempunyai sistem nilai menyimpang, misalnya aturan penguasaan suatu
wilayah tertentu dimana anggota geng lain atau orang asing tidak boleh masuk
sesuka hati atau menurut aturan umum. Anggota suatu geng, karena nilai
menyimpang itu juga, berperilaku cenderung menyimpang atau merugikan orang
lain.
Seperti contoh pendapat
para ahli diatas mengenai pengertian geng, jadi dapat disimpulkan geng
pertemanan adalah gerombolan individu-individu yang terbentuk oleh minat atau
suatu kepentinganan bersama setiap anggota dan biasanya memiliki hubungan batin
yang kuat.
4.2. Faktor
remaja membentuk geng pertemanan
a. Kondisi remaja yang masih
labil
Usia
remaja kebanyakan ditentukan pada rentang usia antara 11 - 19 tahun. Masa-masa
ini dianggap sebagai masa kritis pembangunan. Ketika melalui masa pertumbuhan
ini, ketrampilan kognitif dan kemampuan baru akan muncul. Bahkan temuan yang
diterbitkan jurnal Nature Neuroscience menegaskan bahwa ledakan pertumbuhan
saraf terjadi untuk kedua kalinya tepat menjelang pubertas. Puncaknya adalah
saat usia sekitar 11 tahun untuk anak perempuan dan 12 tahun untuk anak
laki-laki. Perkembangan ini diperkirakan terus berlanjut hingga usia 25 tahun.
Beberapa perubahan kecil juga tetap berlangsung seumur hidup. Karena
meningkatnya sambungan saraf, otak remaja jadi lebih efektif dalam mengolah
informasi. Remaja mulai memiliki kemampuan komputasi dan belajar mengambil
keputusan layaknya orang dewasa.
Sayangnya, remaja masih
terlalu dipengaruhi oleh emosi karena otaknya lebih mengandalkan sistem limbik
yang mengedepankan emosi ketimbang korteks prefrontal yang mengolah informasi
secara rasional.
b. Remaja cenderung memperhatikan kata
teman
remaja mulai mampu berpikir abstrak, kecemasan
sosialnya pun meningkat. Demikian menurut penelitian yang dimuat jurnal Annals
of New York Academy of Sciences. Penalaran yang abstrak memungkinkan remaja
memperhatikan bagaimanakah dirinya dilihat oleh orang lain.
Remaja dapat menggunakan keterampilan
baru untuk memikirkan apa yang orang lain pikirkan tentang dirinya. Itulah
mengapa remaja sangat mendengarkan pendapat temannya. Namun di sisi lain, teman
juga membantu para remaja mempelajari keterampilan baru seperti negosiasi,
kompromi dan perencanaan kelompok.
c. Dorongan narsis
Dalam fase remaja, mereka cenderung haus
perhatian. Oleh karena itu, adanya geng membuat mereka lebih diperhatikan oleh
sekitar.
d. Tempat berkeluh kesah
McFarland menjelaskan bahwa di bangku
SMA para siswa mencari pertemanan yang tulus dan menawarkan mereka sisi
keamanan, dukungan, dan perlindungan, ketimbang melihat latar belakang keluarga
atau tingkat sosial ekonomi siswa tersebut. Lebih-lebih, banyak masalah yang
akan dihadapi remaja yang tidak mampu dihadapi sendiri.
e. Panutan dunia entertainment
Banyak hal-hal baru berujung viral yang
bermula dari tayangan-tayangan entertainment.
Salah satunya adalah Sinema “Ada Apa dengan Cinta” yang sering
menampilkan tokoh utama yang identik dengan geng pertemanannya. Kondisi tersebut
menimbulkan pola pikir bagi remaja akan kebutuhannya dalam pertemanan sebagai
support system.
f. Kesamaan minat
Masa-masa remaja identik dengan
ketertarikan terhadap suatu hal. Kesamaan minat terhadap K-Pop, Anime, suatu
hobi, dll. membuat remaja membutuhkan wadah untuk saling bertukar pikiran
sesuai dengan minantnya tersebut. Para ilmuwan dari Universitas Southampton,
Royal Holloway, Universitas London, dan Institut Zoologi di Kebun Binatang
London berkesimpulan bahwa orang-orang datang dan pergi dari satu kelompok ke
kelompok lainnya ketika minat atau ketertarikan mereka berubah, biasanya
membentuk ikatan teman yang kuat.
4.3. Pengaruh geng bagi kesatuan
Kelompok remaja biasanya tersusun secara informal dan
lebih beraneka ragam dibanding teman sebaya pada masa kanak-kanak. Aturan-aturan dan
hukum-hukum disusun dengan baik, dan pemimpin atau kapten secara formal dipilih
dan ditunjukkan dalam kelompok remaja. Menurut psikolog Dra.Winarini Wilman
yang mengutip psikolog Santrock, biasanya dalam lingkungan sekolah banyak
remaja yang membentuk kelompok-kelompok pertemanan. Mereka terdiri atas
orang-orang yang merasa punya ikatan kuat. Mereka kelihatan selalu bersama
dalam melakukan aktifitas kelompok-kelompok pertemanan inilah yang dinamakan
Peer Group yang biasanya kita menyebutnya Geng.
Adanya pengelompokan
dalam pertemanan menimbulkan rasa ikatan yang sangat kuat di antara mereka dan
akan menimbulkan rasa untuk tidak senang jika harus bersosialisasi dengan
masyarakat atau teman lain pada umunya. Munculnya geng pertemanan memunculkan
kelompok mayoritas dan minoritas, kelompok terkuat dan terlemah. Kelompok
terlemah atau yang kurang kadar eksistensinya akan merasa haknya telah
dilanggar oleh kelompok superior yang menimbulkan dendam,rasa curiga,sehingga
mendorong timbulnya konflik antar kelompok yang mengarah ke disintegrasi.
Munculnya geng
pertemanan juga menjadikan terbentuknya kelompok kelopok kecil dengan identitas
dan karakteristik berinteraksi, sehingga pada saat suatu individu tersebut
bersosialisasi dengan individu lain akan membawa identitas yang mereka biasanya
pakai sehingga menimbulkan berbagai perbedaan pandangan akan suatu hal dan
mengarah pada perpecahan.
4.4 Cara meningkatkan
eksistensi geng agar tidak berdampak negatif
Geng adalah gerombolan individu-individu yang
terbentuk oleh minat atau suatu kepentinganan bersama setiap anggota dan
biasanya memiliki hubungan batin yang kuat. Geng terbentuk karena interaksi
secara terus menerus dalam anggotanya.
BAB
V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa Kelompok remaja atau yang lebih dikenal dengan istilah
geng merupakan sebuah komunitas anak muda sebagai tempat bertukar pikiran atau
tempat yang digunakan untuk melakukan misi tertentu yang biasanya terbentuk
karena adanya kesamaan latar belakang, pandangan, dan tujuan. Geng ini pada
umumnya terbentuk secara natural mengingat kodrat manusia sebagai makhluk
sosial yang memiliki kecenderungan berinteraksi dengan orang lain. Kelompok
remaja sulit ditiadakan, karena para remaja membutuhkan rasa aman dan
terlindung yang diperolehnya dalam lingkungan kelompok.
1.
Sebagian besar siswa di SMAN 1 XXX
memilih untuk membentuk suatu geng pertemanan.
2.
Faktor yang melatarbelakangi terbentuknya
geng adalah agar lebih banyak mempunyai teman , spontanitas,terbentuk secara
tidak sadar,ikut ikutan karena terpengaruh teman lain,merasa kekinian.
3.
Membentuk suatu geng pertemanan dapat
menimbulkan dampak positif dan negatif.
4.
Dampak negatifnya adalah membatasi
pergaulan yang hanya memebtingkan ekistensi gengnya dan tidak mau berbaur dengn
orang lain pada umumnya dengan kata lain memisahkan kita dari orang lain.
5.2
Saran
Seperti
yang telah diuraikan di atas bahwa pembentukan sebuah geng pertemanan dianggap sebagai
salah satu tindakan yang dapat menimbulkan dampak positif dan negatif. Dampak
negatifnya adalah dapat menciptakan perpecahan suatu kelompok masyarakat umum
dan mengarah pada disintegrasi. Penanganan suatu geng pertemanan agar tidak
mengarah pada disintegrasi melibatkan banyak pihak,seperti pihak sekolah,pihak
orang tua,serta pelajar yang mengedepankan suatu geng atau kelompoknya.
1.
Untuk Orang Tua
a.
Awasi kegiatan anak dengan teman
sebayanya.
b.
Memberikan bimbingan kesetaraan derajat
tentang individu satu dengan individu lain kepada anak.
c.
Mengajarkan kepada anak untuk berteman
dengan siapa saja
d.
Memberi arahan pergaulan kepada anak
dalam memilih teman
e.
Mengajarkan anak untuk masuk dalam
lingkungan masyarakat umum
2.
Untuk sekolah
a.
Mengadakan bimbingan persamaan derajat
setiap individu
b.
Bahwa dalam kehidupan setiap manusia
membutuhkan manusia lain untuk berinteraksi
c.
Memaksimalkan peran BK dalam
pengendalian geng pertemanan
3.
Untuk pelajar
a.
Meyakinkan kepada diri sendiri bahwa
setiap orang dilahirkan sama oleh Tuhan
b.
Tidak memilih milih teman
c.
Mencoba menerima keadaan teman lain yang
tidak sesuai dengan keinginan
d. Berusaha
berbaur dengan mereka.
Komentar
Posting Komentar